RITUAL ADAT BUGIS “MAKAN DALAM KELAMBU” DALAM PERSPEKTIF TASAWUF
Main Article Content
Abstract
Artikel ini merupakan hasil penelitian kolaboratif Dosen dan Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu ritual adat Bugis yang dikenal dengan istilah “Makan dalam Kelambu”. Ritual tersebut, kemudian ditinjau dari perspektif tasawuf, sebagai salah satu cabang keilmuan Islam paling moderat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif- kualitatif. Ada tiga aspek yang menjadi perhatian tasawuf dalam ritual makan dalam kelambu, yaitu aspek niat, aspek ritual dan aspek bacaan (mantera). Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa nilai sufistik dalam ritual adat bugis ”Makan dalam Kelambu”. Nilai-nilai sufistik yang dimaksud adalah sebagai berikut: Pertama, Taqarrub, nilai ini dperoleh dari makna kata yang terdapat dalam mantra yang diucapkan, di mana mantra tersebut berisi doa kepada Allah SWT. Kedua, Tawajjuh/Rabithah, nilai ini diperoleh dari do’a-do’a dalam mantra yang menghadirkan roh nenek moyang. Ketiga, Tauhid, di mana segala persyaratan yang wajib disediakan, harus bersifat ganjil sebagai simbol keesaan Tuhan dan Tuhan menyukai yang ganjil.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.